Sabtu, 30 Oktober 2010

Mbah Marijan Tak Silau Harta

Laporan: Irwan Hidayat CEO Sidomuncul, Sahabat Mbah Marijan Jakarta 27 Oktober 2010
IST

Mbah Maridjan
Kamis, 28 Oktober 2010 | 00:10 WITA
TRIBUN-TIMUR.COM -- Saya mengenal Mbah Marijan pada 28 Mei 2006 sehari setelah gempa berkekuatan 7,6 richter memporak porandakan Jogja, Bantul, Prambanan , Wonosari, dan Klaten , di rumahnya Dukuh Kinahrejo, Desa Umbulharjo, Cangkringan Sleman, Jogja.

Adalah Pak Sumadi Wonohito (almarhum), pemilik koran Kedaulatan Rakyat Jogja yang memperkenalkan ke saya. Saya masih ingat, pada waktu itu Pak Sumadi memgatakan: "Pak Irwan ini , dari Jakarta, pemilik pabrik jamu yang besar, pemilik Sidomuncul, tapi jawaban Mbah Marijan cuma " injih ,.... Injih .....injih".
Karena jawabannya cuma injih, Pak Sumadi menambahkan, "Pak Irwan ini orang kaya," tapi kembali Mbah Marijan juga tetap menjawab "injih" dan matanya tetap tidak berpaling kearah saya.
Saya juga merasa tidak nyaman dengan jawaban yang diberikan, tapi dalam hati saya kagum, karena dia tidak silau oleh keduniawian.
Lalu saya bertanya, "Mbah, apakah mengenal Ir Anton Sujarwo dari Yayasan Dian Desa?"
Jawabannya, "Kalau Mas Anton , saya kenal. Dia kan orang yang baik. Pada tahun 1974, Kang Mas Anton yang memberi air pada penduduk di daerah ini , yang diterima oleh Mbah Hargo, bapak saya".
Salah seorang staf saya menjelaskan bahwa Anton Sujarwo adalah kakak ipar saya. Barulah dia berbalik kearah saya, menyalami saya sekali lagi dan mengatakan, "O...... Nyuwun pangunten nggih , sampeyan niku rayine Mas Anton to?".
Kalau pada akhirnya Mbah Marijan mau membantu Sidomuncul dengan menjadi bintang iklan Kukubima Ener-G, itu karena pertimbangan bahwa saya adalah adik ipar Anton Sujarwo. Ingin membalas kebaikan kakak ipar saya.
Karena Anton Sujarwo, ditambah dengan ide "lelaki pemberani" yang saya dapat dari Hary Cahyono, sahabat saya, seorang penulis, akhirnya kami melakukan syuting pada 26 Juni 2006 di Kaliadem dekat rumahnya, di bawah ancaman Gunung Merapi yang sedang mengeluarkan awan panas. Tempat tersebut hanya 4 km dari puncaknya.
Kalau saat ini saya harus mengulang melakukan syuting di tempat seperti itu lagi saya tidak akan berani. Keberanian apa yang mendorong saya dan tim berani syuting di tempat itu yang pada waktu itu dinyatakan sebagai daerah tertutup karena berbahaya.
Mbah Marijan berkting dengan baik. Syuting berjalan baik dan iklannya disukai masyarakat.
26 Oktober 2010, pukul 19.20 saya menelpon Asih, anaknya. Saya mendapat kabar bahwa seluruh keluarganya telah pergi mengungsi, sedangkan Mbah Marijan tidak mau turun meskipun sudah dipaksa oleh keluarganya.
Katanya kepada anaknya, dia mau salat. Dan malam itu ternyata wedus gembel menghanguskan rumah Mbah Marijan. Malamnya ditemukan 15 jenazah dan pagi tadi ditemukan satu jenazah lagi dalam posisi sujud yang diduga adalah jenazah Mbah Marijan. Innalillahi Wainaillaihi Rojiun .
Bagi saya, keputusan Mbah Marijan tetap tinggal adalah cerminan kesetian, keberanian, dan pengabdian yang langka di zaman ini . Jika benar Mbah Marijan wafat, ia  telah menepati janjinya menjaga Gunung Merapi sampai akhir hayatnya seperti yang telah dijanjikan pada Sultan Hamengku Buwono IX pada waktu diangkat sebagai juru kunci Gunung Merapi . Soal kematian itu sendiri adalah "Rahasia Tuhan".
Kami keluaga besar Sidomuncul akan selalu mengenang semua kebaikan dan keteladanannya. Bagi kami, Sang Pemberani akan tetap hidup. Iklan-iklan Kukubima Ener-G! akan tetap kami tayangkan dengan bintang iklan Mbah Marijan sebagai penghargaan atas kesederhaan , kesetiaan , keberanian,  dan pengabdiannya .
Kami merencanakan membantu keluarganya membangun rumah dan membayar royalti iklan Kukubima Ener-G! dan masjidnya kembali .
Kami juga akan memberikan sumbangan pada warga yg tertimpa bencana Merapi .
Saya semalam juga telah mendoakan si Mbah dan akan terus saya doakan. Semoga amal ibadahnya diterima oleh Allah SWT dan keluarga yang ditinggalkan diberi kekuatan dan ketabahan.
Saya ikut prihatin dengan bencana Gunung Merapi di  Jogja, Magelang, Mentawai, Wasior, dan tempat-tempat lain di Indonesia. Setelah ini kami juga akan memberikan bantuan ke Mentawai . Semoga tidak lagi terjadi bencana bencana lain yang terjadi di negeri ini . Selamat jalan Mbah Marijan . Selamat jalan Sang Pemberani . Rosa Rosa Rosa!

Salam,

Tribun Timur
Lebih Interaktif, Lebih Akrab

Tidak ada komentar:

Posting Komentar